Kokain

STATISTIK INTERNASIONAL

Survei menunjukkan hampir setiap pelanggan kelab-kelab dansa di Eropa pernah high dengan kokain.
Survei menunjukkan hampir setiap pelanggan kelab-kelab dansa di Eropa pernah high dengan kokain.

Kokain adalah narkoba urutan kedua yang paling diperdagangkan di dunia. Statistik akhir-akhir ini menunjukkan penyitaan kokain secara internasional terus meningkat dan sekarang berjumlah 756 metrik ton, dengan kuantitas terbesar narkoba yang ditangkap di Amerika Selatan, disusul oleh Amerika Utara.

Menurut European Monitoring Centre on Drugs and Drug Addiction, kokain juga merupakan narkoba kedua yang paling umum di Eropa. Di antara para pemuda (15 sampai 34 tahun), sekitar 7,5 juta orang telah menggunakan kokain paling sedikit sekali dalam hidupnya (3,5 juta pada tahun lalu dan 1,5 juta pada bulan lalu).

Di Amerika Serikat, Survei Nasional tahun 2006 tentang Penggunaan Narkoba dan Kesehatan melaporkan bahwa 35,3 juta warga Amerika berusia 12 tahun ke atas dilaporkan telah menggunakan kokain. Begitu pula dengan 8,6 juta warga Amerika berusia 12 tahun ke atas dilaporkan telah menggunakan kokain crack. Di antara usia 18 hingga 25 tahun (6,9%) dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah menggunakan Kokain crack dalam tahun terakhir. Menurut Pemantauan Studi Masa Depan yang dilakukan pada tahun 2006 oleh National Institute for Drug Abuse (Lembaga Nasional untuk Penyalahgunaan Narkoba): di kalangan para pelajar sekolah menengah ke atas (8,5%) dari pelajar di SMA kelas dua, telah menggunakan kokain di suatu waktu dalam hidup mereka.

Di Amerika Serikat, kokain terus merupakan narkoba yang paling sering disebut-sebut dan dilaporkan oleh departemen gawat darurat rumah sakit ke Jaringan Peringatan Penyalahgunaan Narkoba. Dilaporkan pada tahun 2005 sebesar 448.481 pengunjung departemen gawat darurat yang terkait dengan kokain.

“Teman saya menggunakan narkoba selama empat tahun, tiga tahun di antaranya ia menggunakan obat yang keras, yakni kokain, LSD, morfin, dan banyak obat anti depresi dan penghilang rasa sakit. Bahkan obat apa pun yang bisa ia dapatkan. Dia selalu mengeluh tubuhnya terasa sangat sakit dan dia semakin parah saja sampai pada akhirnya dia menemui seorang dokter.

Dokter mengatakan bahwa tidak ada lagi yang dapat diperbuat untuknya karena kondisi tubuhnya yang sangat buruk, hidupnya tidak akan lama lagi. Beberapa hari kemudian, dia meninggal.”—Dwayne